Pagi itu bunga
merekah bersama hangatnya mentari
Daunnya ranum
sejuk bersama semilir angin
Bunga tau ia tak
pernah kokoh..
Mengikut arah
kemana angin membawanya pergi
Bunga hanya
diam.. menuruti saja..
Angin tak pernah
berbasa meski hanya untuk menawarkan..
Tak pernah
tanyakan mengapa bunga tetap setia
Bunga selalu
diam..bahkan tetap diam..
Tetap khusyuk
dalam doa diamnya,
Saat pandangan
terasa sejuk menatapmu,, kau hanya diam..
Saat jiwa tenang
mencium semerbak wangimu,, kau tetap diam..
Doa apakah yang
setia kau panjatkan dalam diammu?
Hingga kau tetap
tertunduk dalam diam..
Bunga tak
mengerti mengapa kumbang yang selalu diagungkan..
Bunga tak pernah meminta..
Tak pernah pula
diberi kesempatan memilih..
Tak pernah kah
terfikir bahwa sang kumbang hanya bangga dengan kegagahan tak abadi?
Kegagahan yang
membuatnya congkak,,
Merasa pantas
untuk menjadi tak setia dengan madu pada wadah yang sama,,
Bunga hanya
berdoa dalam tunduk diamnya..
Kepada angin..
Tertutupkah hatimu
bahwa buunga setia menemani
Berjalankah...
berlarikah..
Ia tetap
menuruti..
Tak pernah bunga
mengeluh saat angin tak dapat ia genggam
Tak dapat ia
tatap dengan kebebasan
Bunga hanya diam
dalam kekhusyuan..
Inilah ketulusan...
Ketulusan tak
pernah menuntuk untuk senantiasa bersama sepanjang waktu
Ketulusan jua tak
pernah menuntut untuk memiliki dengan sempurna
Ketulusan membawa
rasa dengan pengorbanan untuk setia
Bersabar menanti
waktu menjemput bahagia
Bunga tetap
khusyuk dalam doa diamnya..
Berharap kepahitan
terbayar tawa
Dalam perjalanan
harap.. tak sedikit ia menelan ludahnya pahit
Dalam perjalanan
harap,, tak sebentar ia menanti meski pasti tak jua mendatangi
Bunga tetap
khusyuk tertunduk dalam doa
Semoga angin
senantiasa bahagia dalam perjalanan terbaiknya..
kireinamut, 16 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar